BOLEHKAH TOLERANSI DALAM MASALAH PRINSIP AGAMA DEMI MASLAHAT UMUM
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah
Pertanyaan: Semoga Allah berbuat baik kepada Anda, kami sering mendengar di berbagai media di masa ini yang menyatakan bahwasanya boleh untuk toleransi pada sebagian prinsip-prinsip pokok agama jika hal itu dilakukan untuk kepentingan umum. Maka sejauh mana benarnya ucapan semacam ini?
Jawaban: Ucapan ini tanggungjawabnya dikembalikan kepada yang mengatakannya. Prinsip-prinsip pokok agama tidak ada toleransi padanya. Ini merupakan sikap mudaahanah (basa-basi, melunak dan mengalah –pent). Tidak boleh sedikit pun mengalah dalam prinsip-prinsip pokok agama sama sekali. Prinsip-prinsip pokok agama tidak ada toleransi padanya, karena hal ini maknanya adalah mudaahanah.
Allah berfirman:
وَإِنْ كَادُوْا لَيَفْتِنُوْنَكَ عَنِ الَّذِيْ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا لَاتَّخَذُوْكَ خَلِيْلًا. إِذًا لَأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيْرًا.
“Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan dirimu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar engkau membuat kedustaan atas nama Kami dengan selainnya, dan kalau sampai demikian maka sungguh mereka akan menjadikan dirimu sebagai sahabat yang sangat dicintai. Kalau sampai terjadi demikian, maka sungguh Kami akan merasakan kepadamu siksaan yang berlipat ganda di dunia ini dan yang berlipat ganda pula sesudah mati, lalu engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong pun terhadap Kami.” (QS. Al-Isra’ ayat 73 dan 75)
Jadi tidak boleh mengalah sedikit pun dari agama ini yang merupakan prinsip-prinsip pokoknya yang tetap hanya karena ingin membuat ridha orang-orang kafir, karena ini merupakan sikap mudaahanah.
Allah berfirman:
وَدُّوْا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُوْنَ.
“Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak lalu mereka pun bersikap lunak pula kepadamu.” (QS. Al-Qalam: 9)
Juga firman-Nya:
أَفَبِهَذَا الْحَدِيْثِ أَنْتُمْ مُدْهِنُوْنَ.
“Maka apakah kalian akan menyembunyikan isi Al-Quran ini karena takut kepada manusia.” (QS. Al-Waqi’ah: 81)
Maksudnya kalian akan mengalah pada sebagiannya. Yang semacam ini tidak boleh sama sekali, karena ini adalah sikap mudaahanah. TIDAK BOLEH MENGALAH SEDIKIT PUN DARI AGAMA KITA HANYA KARENA INGIN MEMBUAT RIDHA ORANG-ORANG KAFIR BAGAIMANA PUN KEADAANNYA.
Demikian juga ketika mereka (orang-orang kafir) mengatakan kepada Rasul shallallahu alaihi was sallam: “Kami mau menyembah sesembahanmu selama setahun dengan syarat engkau juga mau menyembah sesembahan kami selama setahun juga.” MEREKA MENGATAKAN HAL ITU DENGAN TUJUAN INGIN BERDAMAI. Namun Allah Jalla wa Alaa memperingatkan dengan firman-Nya:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ. وَلا أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَا أَعْبُدُ. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ.
“Katakanlah: Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah, dan kalian bukan penyembah Rabb yang aku sembah, dan aku bukan penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian bukan penyembah Rabb yang aku sembah, bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 1-6)
Maksudnya: aku berlepas diri dari agama kalian, dan kalian juga berlepas diri dari agamaku. Jadi aku tidak akan mengalah sedikit pun dari agamaku hanya karena agar kalian ridha kepada kami. Tidak ada sikap mencari ridha manusia, yang ada hanya mencari ridha sang Khaliq.
Sumber audio:
http://www.alfawzan.af.org.sa/
Sumber transkrip:
http://www.vb.noor-alyaqeen.
Ditranskrip oleh:
Fathimah bintu Al-Badr
Alih bahasa: Abu Almass
Sumber: http://forumsalafy.net/?p=6221