TEDO HARTONO “BERTERANG MUKA” DI PANGGUNG SEJARAH
(THE “Tedo” MISSING LINK)
03 Rajab 1435 H/ 02 Mei 2014 M
Jika rasa malu tlah lari dari dalam kalbu
Berbuat lacurpun tanpa ragu
Tak peduli, ratusan pasang mata menyaksikan tingkahnya yang bergaya batu
“Wallahi”pun takkan membuat berhenti mencari inspirasi hilah-hilah yang baru
Kecuali engkau berdusta, mengaku …
Dengan perbuatan yang tak pernah kau laku(kan)
Agar “mulia” menjadi anggota baru (kadzdzabun)
Allahul musta’an…
Lihatlah sejarah baru Made in Bang Tedo itu….
Gambar 1. Screenshot celakanya Tedo itu…(Siapa Takut?! Allahul musta’an)
Apakah si pendusta ini, Tedo Hartono merasa malu dengan publisitas aibnya sendiri yang dilaunchingnya ke publik?
Ataukah masih ada yang hidup di alam mimpi dan khayalan….KEJAHATAN MUJAHIRIN dimanipulasi sebagai kejahatan intel-intel yang sukanya mencari-cari aib yang tersembunyi demi tujuannya untuk menipu daya manusia-manusia yang lemah akal dan ingatannya?
Gambar 2. Screenshot Mujahirin minta diHARGAi sebagai orang yang dicari-cari aibnya yang tersembunyi. Situs pelita-sunnah adalah situs yang tidak jelas siapa penanggung jawabnya.
Bukankah semestinya kalian bergembira dan berterimakasih karena ada saudara kalian yang membantu kalian agar publik yang lainnya mengetahui status yang SENGAJA KALIAN SHARE kepada umat? Duhai bukankah kalian membuat status (aib, ini pengakuan jujur kalian sendiri) ke publik agar dibaca oleh publik? Lalu kenapa saudara-saudara kalian itu yang justru kalian salahkan dan kambinghitamkan? Allahul musta’an, ini adalah kegilaan.
Entah sudah berapa kali mesti mengulang tema Mujahirin lagi karena banyaknya manipulasi…tetapi sifat pelupa kadang menjadikan bermanfaat jika kita ulang lagi…agar yang tertipu menjadi sadar…agar yang menipu menjadi tahu bahwa tipuannya tak laku di sisi orang yang menghargai ilmu daripada mengedepankan hawa nafsu…
Asy Syaikh Rabi’ hafizhahullah menegaskan bagaimana metode Ahlussunnah dalam membongkar dan menyingkap kejahatan Al Halaby:
“Kalangan Salafiyun yang jujur yang diperangi oleh al-Halabi dan gerombolannya dengan filsafat-filsafat murahan dan pemutarbalikan fakta, serta dengan menjadikan al-haq sebagai perkara yang batil dan kebatilan sebagai sesuatu yang benar, MAKA PARA SALAFIYUN ITU TIDAKLAH MENGKRITIK KEBATILAN KALIAN KECUALI DARI APA YANG MEREKA DENGAR DARI SUARA REKAMAN KALIAN, JUGA BERDASAR APA YANG MEREKA SAKSIKAN DAN MEREKA BACA SENDIRI, SERTA DISAKSIKAN PULA OLEH BANYAK ORANG DARI MAKALAH KALIAN DAN PERNYATAAN KALIAN YANG GAMBLANG. ITU SEMUA KALIAN REKAM DENGAN PENA-PENA KALIAN DAN KALIAN SEBARKAN DI DALAM KARYA-KARYA KALIAN DAN SITUS-SITUS KALIAN.”
Gambar 3. Screenshot makar Ahlul Ahwa’ dalam menjadikan Al Haq sebagai perkara yang batil dan mengemas kebatilan sebagai sesuatu yang haq
Sungguh secara fithrah, seseorang akan merasa malu jika aib/kemunkaran yang dia lakukan diketahui oleh orang lain sampai kemudian fithrah itu rusak dengan semakin berkurangnya rasa malu dan bahkan sampai pada taraf tidak lagi merasa malu mempertontonkan kemunkaran/kemaksiatan yang dilakukannya. Islam memandang sebuah maksiat, kesalahan yang dilakukan secara terang-terangan/jahr bahkan cenderung demonstratif, adalah kerusakan yang sangat sangat serius dan berbahaya. Yang pasti bukan saja berdampak negatif bagi pelakunya secara pribadi, namun imbasnya terasa bagi masyarakat luas selain juga mengandung maksud “ajakan” terselubung atau terang-terangan dari kemunkaran yang dilakukannya secara demonstratif. Karena itulah Islam memberikan peringatan keras melalui sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam di atas bagi mereka yang melakukan dosa dengan terang-terangan yang artinya: “Setiap umatku akan dimaafkan kecuali mujahirin (pelaku maksiat dengan terang-terangan).” (Muttafaqun ‘alaihi)
Allah Ta’ala berfirman:
لاَ يُحِبُّ اللهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلاَّ مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا ﴿١٤۸﴾ [النساء[
Artinya: Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya, dan Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS An Nisaa: 148)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ
“Setiap umatku akan dimaafkan kecuali mujahirin (pelaku maksiat dengan terang-terangan). Dan termasuk mujaharah (berbuat maksiat dengan terang-terangan), seseorang melakukan satu perbuatan pada malam hari, kemudian dia memasuki waktu pagi dan Allah menutupi perbuatannya itu, lalu ia mengatakan, “Wahai fulan, semalam aku melakukan ini dan itu”. Dia tidur semalam dan Allah menutupi perbuatannya, lalu ketika memasuki waktu pagi ia membuka tabir Allah.” (Bukhari dan Muslim)
Disebutkan dalam Fathul Bari, “Al Mujahir” adalah istilah bagi orang yang terang-terangan berbuat dosa, menampakkan kemaksiatannya dan membuka aib (dosa) sendiri yang telah ditutup oleh Allah Ta’ala dengan cara menceritakannya kepada orang lain. Orang yang berterang-terangan dengan kemaksiatannya itu termasuk orang gila, dan kegilaan itu tercela menurut syara’ dan adat kebiasaan. Maka orang yang membeberkan kemaksiatannya berarti melakukan dua pelanggaran sekaligus, yaitu menampakkan kemaksiatan dan bercampurnya dengan kegilaan.
Ibnu Baththal rahimahullah berkata: “Membeberkan atau melakukan maksiat terang-terangan itu berarti meremehkan hak Allah, RasulNya, dan umat yang shalih, melakukan maksiat terang-terangan termasuk sikap keras kepala mereka. Didalam merahasiakannya itu berarti ia terselamatkan dari sikap meremehkan agama, karena kemaksiatan itu menjadikan pelakunya hina.” Imam Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa orang yang melakukan kefasikan atau bid’ah secara terang-terangan itu, maka boleh disebut-sebut atau dibeberkan apa yang ia lakukan dengan terang-terangan itu, bukan apa yang dilakukannya secara tidak terang-terangan. (Fathul Bari, juz 13 hal 98–99)
Ibnul Qoyyim berkata bahwa orang-orang yang berbuat dosa secara terus-terang itu telah keluar dari pemaafan Allah, dan mereka yang menceritakan kemaksiatan-kemaksiatan yang mereka lakukan, hal ini dapat menggerakkan hati si pendengar untuk berbuat yang serupa. Hal ini akan menyebarkan kerusakan yang tidak ada yang mengetahui sampai dimana kecuali oleh Allah. (I‘lamul Muwaqi’in juz 3, halaman 153)
Jadi cukup jelas dari hadits tersebut, merupakan ancaman yang keras bagi mereka yang melakukan dosa dengan terang-terangan dan bahkan bangga, wal’iyadzubillah. Maksud dari “mujahirin” adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Nawawi di dalam Syarh Muslim. Tipe manusia semacam inilah yang boleh untuk digunjing, tidak dianggap ghibah seseorang yang menceritakan aib mujahirin. Imam Ath-Thibi mengartikan hadits tersebut dengan, “Setiap umatku tidak boleh digunjingkan aibnya, kecuali yang terang-terangan melakukan dosa.”
Sehingga jelas maksud daripada hadits ini adalah seseorang yang tidak selamat yaitu orang yang berbuat maksiat, kemudian dia dengan bangga menceritakan maksiatnya itu kepada orang lain. Mereka yang secara terang-terangan membuka aibnya dengan tanpa rasa malu, walau Allah Ta’ala telah menutupinya, orang inilah yang tidak akan mendapatkan ampunan Allah Ta’ala dan pantas mendapatkan cercaan terbuka.
Akan tetapi…apakah saudara Tedo mau mengambil pelajaran dari semua itu???
Oooh tidak, bahkan dengan penuh percaya diri Bang Tedo melanjutkan membuat potongan sejarah kedurjanaan lainnya, menyuguhkan aibnya kepada umat tanpa ragu..
THE “TEDO” MISSING LINK
Tedo menshare aibnya sendiri kepada publik, berupaya memotong dan memanipulasi sejarah (dalam keadaan bukti-buktinya masih dengan sangat mudahnya didapatkan):
Gambar 4. Screenshot Parodi Satir yang dibuat Bang Tedo, Dosa-Dosa Luqman terhadap Ilmu dan Ulama
Sekarang kita simak dan kita rangkai puzzle-puzzle yang sengaja “tidak dipasang” oleh Bang Tedo hadahullah.
Menyambung mata rantai fakta yang diputus Mas Tedo agar bisa memahami tipuannya dengan seutuh-utuhnya…
Padanya berisi:
-Persaksian Al Ustadz Muhammad Naim tentang sumber rekaman (siapa yang merekamnya)
-Rekaman Laporan Al Ustadz Dzulqarnain kepada Asy Syaikh Abdullah Al Mar’i & Asy Syaikh Utsman As Salimi hafizhahumallah
-Pengaruh laporan tersebut pada Al Ustadz Muhammad Barmim
-Ucapan Al Ustadz Luqman dalam konteks yang seutuhnya dari sebagian kecil potongan yang dipublikasikan oleh saudara Tedo Hartono agar kita bisa memahami permasalahan seutuhnya
Silakan disimak…semoga bermanfaat
atau download di sini
Dan silakan saudara Tedo atau Syahru Ramadhan-nya mentranskripnya secara utuh agar bisa menyuguhkan kembali kepada umat agar umat bisa memahami seutuhnya tipuan murahannya…
Terakhir…
SIAPA YANG MEMPELAJARI MANHAJ AGAR MENJADI SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH??!!!!!
Masih terkait dengan sejarah yang dimanipulasi oleh Saudara Tedo berikut dampaknya yang belum diceritakannya.
Bukankah sudah lebih dari cukup kebahagiaan seseorang jika telah mengetahui manhaj yang benar (dari manhaj yang sesat, hizbiyah dan menyimpang) dan kemudian mati di atas manhaj mulia tersebut (tanpa bermimpi atau bercita-cita menjadi Syaikh Islam sekalipun)?
Simak bukti suaranya Al Ustadz Muhammad Barmim:
atau download di sini
DAN INILAH BUKTI NYATA BAHWA ASY SYAIKH MUQBIL RAHIMAHULLAH BERBICARA MANHAJ SECARA KHUSUS
Untuk mengingatkan murid-murid Asy Syaikh Muqbil rahimahullah yang lupa (jika memang lupa), yang berdusta (jika memang berdusta) dan meluruskan sejarah beliau yang bengkok karena memang dibengkokkan, semoga mereka berani rujuk kepada Al Haq karena Al haq jauh lebih besar daripada kita semuanya. Allahul musta’an.
Beberapa nama file Kalam Ulama terhadap Ahlul Bathil Khusus “Manhaj” dan durasinya untuk membuktikan bahwa para ulama ternyata tidak mencukupkan diri selama SEPEREMPAT JAM-LIMA BELAS MENIT untuk membahasnya secara khusus
- Syaikh Muqbil rahimahullah:
3 ﺇﺳﻜﺎﺕ ﺍﻟﻜﻠﺐ ﺍﻟﻌﺎﻭﻱ kaset – @ 1 jam-an
01:25:07 – ﺗﺤﺬﻳﺮ ﺍﻟﺠﻬﻠﺔ ﻣﻦ ﻧﺼﺎﺭﻯ ﺟﺒﻠﺔ
01:24:36 – ﺗﺤﺬﻳﺮ ﺍﻹﺧﻮﺍﻥ ﻣﻦ ﺗﻠﺒﻴﺴﺎﺕ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭﻳﺔ
01:15:05 – ﺍﻟﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﺷﺒﻪ ﺍﻟﺤﺰﺑﻴﻴﻦ
01:14:00 – ﺍﻟﺤﺰﺑﻴﺔ
00:54:22 – ﺍﻟﺮﺩ ﺍﻟﺜﺎﻟﻲ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺘﺮﺍﺑﻲ
00:50:11 – ﺍﻟﺒﺮﺍﺀﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺰﺑﻴﺔ
01:17:54 – ﺍﻷﻣﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﺑﺎﻃﻴﻞ ﺍﻟﻄﺤﺎﻥ
- Syaikh As Salimy hafizhahullah:
00:48:08 – ﺍﻟﻤﺎﺳﻮﻧﻴﺔ ﺃﺳﺎﺱ ﺍﻟﻔﺘﻦ ﻓﺎﺣﺬﺭﻭﻫﺎ
- Syaikh Al Jamy rahimahullah:
1 30:16 – ﻧﺼﻴﺤﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻔﺮ ﺍﻟﺤﻮﺍﻟﻲ
28:26 – ﺭﺩ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺘﺮﺍﺑﻲ 2
01:27:36 – ﺭﺩ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺘﺮﺍﺑﻲ
- Ibnu Utsaimin rahimahullah:
01:29:27 – ﻣﺠﻤﻮﻉ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﺑﻦ ﻋﺜﻴﻤﻴﻦ ﻓﻰ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﺍﻟﺘﺒﻠﻴﻎ
- Prof DR. Muh bin Abdillah Al A’zhamy hafizhahullah:
Aqidah Hindu – durasi 1 jam-an
- Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafizhahullah:
15:20 – ﺍﻟﺠﻬﻤﻴﻰﺓ
20:10– ﺍﻟﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺃﻧﻜﺮ ﺇﺧﺮﺍﺝ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﺍﻹﺧﻮﺍﻥ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﺩﺍﺋﺮﺓ ﺍﻟﺴﻨﺔ (lebih seperempat jam kan?)
56:33 – ﺗﺤﺬﻳﺮ ﺍﻟﺴﻠﻔﻴﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﻠﻮﻧﻴﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ
01:09:42 – ﺗﺤﺬﻳﺮ ﺍﻟﺴﻠﻔﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻻﻋﻴﺐ ﺍﻟﻤﺘﻠﻮﻧﻴﻦ
21:33 – ﺍﻟﺘﺤﺬﻳﺮ ﻣﻦ ﻓﺘﻨﺔ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﺃﺛﺮﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻻﻧﺤﺮﺍﻑ ﺍﻟﻤﻨﻬﺠﻲ
34:08 – ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ ﺍﻟﺠﻠﻲ ﻓﻲ ﻛﺸﻒ ﺣﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﺫﻧﺎﺏ ﺍﻟﺤﻠﺒﻲ ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ detik
23:52– ﺩﻓﺎﻉ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺭﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻤﺪﺧﻠﻲ detik
- Syaikh Al Imam hafizhahullah:
51:38 – ﺍﻟﺜﻮﺭﺓ ﺍﻟﺨﻤﻴﻨﻴﺔ ﺃﺳﺎﺱ ﻛﻞ ﺷﺮ
35:24 – ﺍﻟﺘﺂﻣﺮ ﺍﻹﻳﺮﺍﻧﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺏ
- Syaikh Abdullah Al Bukhary hafizhahullah:
53:18 – ﺍﻟﺘﺤﺬﻳﺮ ﻣﻦ ﺿﻼﻻﺕ ﺍﻟﺘﻮﻧﺴﻲ ﺑﺸﻴﺮ detik
20:06 – ﺍﻟﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺃﻧﻜﺮ ﺟﻮﺍﺯ ﺟﺮﺡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ
01:22:40 – ﺍﻟﺨﻮﺍﺭﺝ – ﻣﺘﺮﺟﻢ ﻟﻠﻔﺮﻧﺴﻴﺔ
Catatan:
*Semua file di atas terarsipkan dengan baik, walhamdulillah.
Setelah semua bukti nyata di atas, masih adakah yang berani berdiri, melantangkan suaranya mencibir, apa manfaatnya dars/daurah khusus masalah manhaj? Bukankah mengikuti dars/daurah manhaj tersebut tidak akan membentuk seseorang sebagai Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah??!!
Ataukah hendak menghukumi para ulama Ahlussunnah di atas membahas ilmu yang sia-sia tiada manfaatnya? Allahul musta’an.
Lihatlah! Sesungguhnya kami telah berupaya sekemampuan kami untuk membawakan serta bukti-bukti nyata untuk membantahnya, maka silakan bantah pula dengan bukti nyata jika kalian memang berpunya karena kita tidak membutuhkan hilah berkelit dan permainan kata-kata semata yang kosong dari fakta!
Lalu adakah kemuliaan manhaj bisa di dapatkan dengan cara mencibir, menggembosi dan memerangi orang-orang yang berupaya meniti dan memahami manhaj yang haq sebatas kemampuannya???
Bukankah perahu layar tidak akan berjalan di atas trotoar? Allahul musta’an.
Artikel terkait:
walhamdulillah terungkap sudah biang kerok perpecahan salafy di NKRI, Jazakallohukhoir ana sampaikan kepada penulis yang telah ungkap secara gamblang dan ilmiah disertai bukti bukti yang bisa dipertanggung jawabkan. Lebih dari itu hikmah dari tulisan diatas adalah terurai sudah hal hal yang bisa membuat ikhwah bingung di tengah badai fitnah. Alhamdulillah sedikit demi sedikit badai mulai menyingkir, maka akan nampak siapa yang diatas kebenaran dan siapa yang hanya “ngaku-ngaku” (mengemis pengakuan supaya diangap benar)padahal bathil.