Beberapa Kejanggalan Sikap-sikap al-Hajuri Pada Perang Dammaj

beberapa kejanggalan al hajuri pada perang dammaj

Beberapa Kejanggalan Sikap-Sikap al-Hajuri pada perang Dammaj (!!)

1. Penyusup di kalangan Ahlus Sunnah, untuk menceraiberaikan barisan mereka dan melemahkan kekuatannya. Dengan itu, membuat musuh dengan mudah menghinakan Ahlus Sunnah dan merampas harta dan tanah mereka.

2. Memerangi Ahlus Sunnah Salafiyyin. Sebaliknya, mau duduk bersama dengan Ahlul Bid’ah dan Hizbiyyah, serta orang-orang menyimpang, seperti Ahmad al-Mu’allim (tokoh besar IM), dan yang lainnya. Bahkan dia menyambut para tokoh tersebut dengan sangat ramah.

3. Memusuhi markiz-markiz Ahlus Sunnah dan para pengampunya dari kalangan para ‘ulama dan penuntut ilmu dan mencela mereka. pada saat bersamaan, dia mau menerima pimpinan-pimpinan kelompok-kelompok hizbiyyah, seperti Kelompok ar-Rasyad wa al-Hikmah, dengan menyambut mereka dengan sangat ramah.

4. Biasanya, orang yang terusir dari negerinya paska perang dengan terpaksa, kondisinya adalah sangat susah. Namun aneh, si makhdzul mubtadi’  Yahya al-Hajuri ini keluar dari perang Dammaj dalam kondisi dia termasuk orang terkaya dalam perang tersebut. sehingga dia mampu membeli villa-villa dan berbagai kemegahan dunia lainnya dalam tempo yang sangat singkat sekali paska terusirnya dia. … pertanyaannya : Apakah jutaan harta yang ada di tangan sang hartawan al-Hajuri ini merupakan harga jual dari sesuatu? Ataukah memang al-Hajuri terhitung dalam jajaran para Milyuner??! Yang jelas kita bersabar. Sebagaimana dikatakan, bahwa “Sejarah itu tidak pandang bulu.”

5. Sampai kepada kami, bahwa si Mubatadi’ makhdzul al-Hajuri ini keluar dari Dammaj dengan menggunakan Helikopter khusus. Sementara para thullab dan keluarga-keluarga lainnya dalam kondisi yang sangat mengenaskan dan sangat rendah, serta kefakiran yang sangat. Pertanyaannya sekarang, siapakah yang suci dan mulia?  – agama Allah, ataukah – Dinding-dinding markiz Dammaj , ataukah – Yahya al-Hajuri??! Kami menginginkan jawaban dari para pengikut al-Hajuri si makhdzul ini.

6. Di antara pengkhianatannya (Yahya al-Hajuri) terhadap Ahlus Sunnah dalam perang Dammaj, adalah ketika dia menelpon para pengikutnya yang berada di front, tatkala perang sedang berkecamuk dengan sengit. Al-Hajuri memerintahkan mereka (para pengikutnya) untuk menarik diri (mundur), sehingga membuat punggung-punggung para mujahidin tersingkap dan menjadi sasaran empuk tembakan-tembakan para Rafidhah kafir. Maka terjadilah kekelahan dan jatuh korban terbunuh pada saudara-saudara kita, bahkan sebagian mereka tertawan wallahu a’lam bagaimana kondisi mereka sekarang, tidak diketahui hingga sekarang. Maka jatuhlah wilayah-wilayah Ahlus Sunnah ke tangan-tangan Rafidhah.

7. Dia (al-Hajuri) hanya memperhatikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang-orang dekatnya saja. Dengan inilah, al-Hajuri membuat kusam suratnya kepada Presiden, yaitu dia minta bisa keluar dengan aman, dirinya dan orang-orang yang dekat dengannya.  … sementara dia tidak menulis – walaupun satu huruf saja – khususnya terkait dengan para tawanan perang, berupa permintaan untuk melepaskan para tawanan tersebut dan dikembalikan kepada keluarganya masing-masing.  … semoga Allah hitamkan wajahmu wahai Yahya, kamu dan para kronimu, serta para pendukung-pendukungmu.

8. al-Hajuri tidak pernah terdengar darinya bahwa dia mengangkat senjata, baik dalam perang ini, maupun dalam perang-perang lainnya melawan Rafidhah, kecuali hanya terdengar teriakan-teriakan saja, atau permintaan tolong kepada organisasi-organisasi nasional, seperti lembaga hak-hak kemanusiaan, dan organisasi-organisasi lainnya. Namun demikian, kamu dengar dari sebagian para pendukungnya yang dungu dan tidak mengerti apa-apa itu, berbagai macam sanjungan, gelar-gelar kepahlawanan dan kebenian terhadap pribadi Yahya. Wallahul Musta’an.

9. Di sana terdapat pengkhianatan-pengkhianatan, misi-misi, dan tujuan-tujuan jelek, di balik kehancuran dan penarikan mundur pasukan dari front-front perlawanan terhadap Rafidhah yang najis. Itu semua akan tersingkap dalam waktu dekat bi’idznillah

Sumber http://m-sobolalhoda.net/salafi/showthread.php?t=7412

Sumber: http://miratsul-anbiya.net/2014/02/25/ada-apa-dengan-al-hajuri-2-beberapa-kejanggalan-sikap-sikap-al-hajuri-pada-perang-dammaj/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *